Salah satu berkah Tuhan bagi manusia adalah ia diberi beberapa dimensi dalam hidupnya. Tulisan ini adalah dimensi saya sebagai supporter, bobotoh Persib.
Semalam akhirnya saya, istri dan sepupu bisa nonton langsung Persib bermain di GBLA. Dari sisi permainan, luar biasa, semua bermain nyaris sempurna. Beckham di sayap kanan dan Ciro di sayap kiri, keduanya saling berganti di babak ke dua. Gustavo melesatkan power header goal berkat umpan cantik dari Capt Klok. Kakang mengirimkan throughpass terbaik selama karirnya yang kemudian diselesaikan dengan indah oleh el maestro Tyronne Del Pinno. Nick kokoh di belakang, Edo naik turun tak kenal lelah. Mateo jadi benteng lapis pertama yang juga jadi inisiator serangan. Kevin pun cleansheet.
Melihat Mas Adam, Klok & Tyronne di babak kedua, saya menyadari betapa mewah dan elegannnya lini tengah Persib. Para pemain pengganti seperti Bow yang akhirnya main lagi, Roby Darwis & Ferdiansyah juga tak kalau ciamik.
Kala itu stadion diawali dengan hujan dan berhenti sekitar 30 menit sebelum pertandingan di mulai. Ciro bermain eksplosif hingga pada satu waktu serangan selalu berpusat dari sisinya. Salah satu upayanya membuahkan assist bagi gol kedua Tyronne. Kali ini Ciro selebrasi di tempat dan Tyronne yang datang menghampiri. Terasa sangat spesial. Ciro juga mencetak gol tapi terkena offside, tipis sekali saya kira. Di penghujung babak kedua Ciro digantikan oleh Ferdiansyah. Dia memilih untuk diam sejenak di sisi lapangan lalu kembali ke bench dengan mengitari lapang. Tidak biasa. Di akhir pertandingan semua pemain berjalan mengitari lapang. Tapi Ciro berjalan tertinggal di belakang sendirian. Meluapkan rasa terima kasihnya pada bobotoh. Semua pertanda itu ditutup dengan pesan perpisahan di akhir pertandingan.
Perasaan senang seketika bercampur dengan sedih. Saya mengagumi Ciro sebagai pemain yang selalu bermain dengan totalitas sepenuh hati sebagai wujud kecintaannya kepada tim dan bobotoh. Saya melihat dalam banyak upayanya dia lebih memilih untuk memberikan assist dibandingkan dengan mencoba melakukan finishing. Ciro the team player. Semoga saya bisa mencontoh Ciro dalam kehidupan sehari-hari 😅
Saya hanya bobotoh biasa. Tidak bisa seperti the nothern wall yang terus meneriakan chant selama 90 menit. Tidak bisa seperti viking di tribun timur yang menampilkan koreo terbaik. Saya bukan bobotoh yang paling fanatik dan jauh dari kata bobotoh terbaik. Sekalipun begitu tulisan ini saya tulis untuk berterima kasih pada Ciro. Saya senang bisa menyaksikan salah satu pemain terbaik yang pernah membela Persib. Kalau orang tua saya bangga pernah menyaksikan era Ajat Sudrajat, saya juga bangga menyaksikan era Ciro Alves.
Obrigado Ciro Henrique Alves Ferreira e Silva
Kalau nanti saya bertanya-tanya kenapa harus menulis tulisan ini. Saya ingin mengutip bahwa Persib adalah tradisi dan kecintaan pada tradisi tak perlu dipertanyakan. Saya juga ingin mengenang perasaan yang saya rasakan ketika Ciro berpamitan dari Persib.
Komentar
Posting Komentar