Bertemu Pak Presiden

Setelah sekian lama males ngeblog akhirnya malam ini memutuskan untuk nulis lagi. *hore*. Hari ini saya kembali berkunjung ke Indramayu tepatnya ke Karangsong; kali ini berdua dengan Mas Tisna dan kembali menginap di hotel yang sama. Walaupun sudah sering menginap disini, namun kali ini perlu perjuangan untuk menginap disini. Ternyata semua hotel di Indramayu kota sudah pada penuh untuk 2 hari kedepan. Kelihatannya semua pengunjung punya tujuan yang sama; bertemu Pak Presiden.
Besok, tanggal 18 Desember Pak Jokowi memang diagendakan untuk mengunjungi TPI Karangsong di Indramayu. TPI ini memang salah satu yang terbaik di Indonesia; pengelolanya ialah Koperasi Mina Sumitra. Bayangkan saja omzet selama 3 tahun terakhir berada dikisaran 300-400 Miliar Rupiah per Tahunnya. Dalam satu hari dengan jam operasional pkl 07.00 - 13.00 rupiah yang berputar bisa mencapai 1 M. Kalau Mas Tisna sih suka bergurau : "Ah ini sih bukan koperasi namanya.." :P
Sekedar catatan, saat ini di Indonesia TPI biasanya dikelola oleh 2 jenis institusi yaitu Koperasi dan Pemerintah melalui Dinas Perikanan. Kelebihan dan kekurangannya ? Nanti akan saya coba ungkapkan dari sudut pandang saya kalau ada kesempatan. :P
Kembali lagi ke Karangsong, banyak hal menarik yang saya temukan disini. Kantor tempat saya bekerja memang sudah memulai kerjasama dengan pihak KPL Mina Sumitra sejak bulan Mei tahun ini. Mulai dari sana banyak sudut pandang dan fakta-fakta baru yang saya ketahui tentang dunia dan kehidupan nelayan di Indonesia. Hal yang paling menarik disini ialah kesejahteraan nelayan yang dibilang sangat baik. Bayangkan saja untuk satu kali trip (melaut) seorang ABK bisa mendapatkan gaji hingga 8 juta rupiah! sedangkan Juru Mesin mendapat 1.5 kali lipat dan Nahkodanya 2 kali lipat dari ABK biasa. Waw, is that true ? yes!!!
Hal ini dapat terwujud karena Mina Sumitra sebagai pengelola TPI yang juga menyediakan layanan pinjaman untuk keperluan perbekalan melaut mewajibkan seluruh Kapal yang terdaftar wajib menerapkan sistem bagi hasil dalam pembagian upahnya. Komposisi bagi hasilnya ialah : 60% untuk juragan (pemilik kapal), 40% sisanya dibagi untuk ABK, jurumesin dan Nakhoda dengan porsi yang telah disebutkan sebelumnya. Sebetulnya juragan hanya mendapatkan 40%, karena 20% nya wajib digunakan untuk biaya maintenance kapal (mesin, alat tangkap, dll) untuk persiapan trip selanjutnya.
Ada banyak keuntungan dari sistem bagi hasil ini; selain sudah pasti nelayan lebih makmur, kapal juga cenderung lebih terawat. Loh apa hubungannya ya ? menurut salah seorang juragan yang sempat kami wawancarai, dengan sistem bagi hasil ABK akan juga merasa memiliki kapal, karena bila terjadi sesuatu pada kapal maka mereka pun akan merasakan dampaknya secara langsung (bagiannya berkurang karena harus memperbaiki kapal).
Kalau ada kesempatan mungkin akan saya tuliskan inovasi-inovasi lainnya yang telah dilakukan oleh KPL Mina Sumitra ini; barangkali bisa menginspirasi para pengelola TPI lainnya. :P
Sebetulnya judul posting kali ini saya akui sangat provokatif karena mungkin para pembaca mengira bahwa saya benar-benar berjumpa dua arah dengan Pak Jokowi; anggap saja saya sedang mengikuti gaya penjudulan berita oleh beberapa media mainstream belakangan ini. Hal serupa saya rasakan saat saya mengklik brita dengan judul : MU Incar Indra Sjafri dan Alfred Riedl. Yes I thought it was Manchester United. :P

17 Desember 2014

****

[Update]

Kembali lagi ke Pak Presiden dan acaranya. Ternyata acara tersebut diadakan oleh OJK dan LJK dengan agenda utama peluncuran Layanan Keuangan Mikro (LMK). Jadi ada sekitar ~8 bank besar yang berpartisipasi & memasang stand-nya disana. Dan..... ternyata Pak Presiden berhalangan hadir T_T. Beliau digantikan oleh Bapak Menko bidang Maritim. Meskipun demikian yang terpenting ialah agenda utama alias urusan kantor dengan KPL berhasil diselesaikan.


Gerbang Masuk TPI dirias sedemikian rupa untuk menyambut para tamu undangan


Kehadiran Pak Presiden menarik antusias warga untuk turut hadir di TPI


Pak Menko sedang blusukan diikuti oleh awak media; sayang gambarnya kurang jelas.


Suasana TPI saat acara berlangsung : terlihat sedikit lebih lengang dibandingkan hari-hari biasa.


Kapal-kapal berukuran 15-30 GT yang sedang atau baru selesai melakukan bongkar di area TPI


Mas Tisna berpose di panggung utama acara


30 Desember 2014

****

Komentar